Seperti
halnya kebanyakan kota-kota lain di Indonesia pada umumnya, Kota Malang modern
tumbuh dan berkembang setelah hadirnya administrasi kolonial Hindia Belanda.
Fasilitas
umum direncanakan sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga Belanda.
Kesan diskriminatif masih berbekas hingga sekarang, misalnya ”Ijen Boullevard”
dan kawasan sekitarnya.
Pada
mulanya hanya dinikmati oleh keluarga-keluarga Belanda dan Bangsa Eropa
lainnya, sementara penduduk pribumi harus puas bertempat tinggal di pinggiran
kota dengan fasilitas yang kurang memadai.
Kawasan
perumahan itu sekarang menjadi monumen hidup dan seringkali dikunjungi oleh
keturunan keluarga-keluarga Belanda yang pernah bermukim di sana.
Pada
masa penjajahan kolonial Hindia Belanda, daerah Malang dijadikan wilayah
“Gemente” (Kota). Sebelum tahun 1964, dalam lambang kota Malang terdapat
tulisan ; “Malang namaku, maju tujuanku” terjemahan dari “Malang nominor,
sursum moveor”.
Ketika
kota ini merayakan hari ulang tahunnya yang ke-50 pada tanggal 1 April 1964,
kalimat-kalimat tersebut berubah menjadi : “Malangkucecwara”.
Semboyan baru ini diusulkan oleh almarhum Prof. Dr. R. Ng. Poerbatjaraka, karena kata tersebut sangat erat hubungannya dengan asal-usul kota Malang yang pada masa Ken Arok kira-kira 7 abad yang lampau telah menjadi nama dari tempat di sekitar atau dekat candi yang bernama Malangkucecwara.
Semboyan baru ini diusulkan oleh almarhum Prof. Dr. R. Ng. Poerbatjaraka, karena kata tersebut sangat erat hubungannya dengan asal-usul kota Malang yang pada masa Ken Arok kira-kira 7 abad yang lampau telah menjadi nama dari tempat di sekitar atau dekat candi yang bernama Malangkucecwara.
Kota
malang mulai tumbuh dan berkembang setelah hadirnya pemerintah kolonial
Belanda, terutama ketika mulai di operasikannya jalur kereta api pada tahun 1879.
Berbagai
kebutuhan masyarakatpun semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan
berbagai kegiatan. Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang
terbangun bermunculan tanpa terkendali.
Perubahan
fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian
menjadi perumahan dan industri.
Perjalanan Kota Malang:
· Malang merupakan sebuah
Kerajaan yang berpusat di wilayah Dinoyo, dengan rajanya Gajayana.
· Tahun 1767 Kompeni
memasuki Kota
· Tahun 1821 kedudukan
Pemerintah Belanda di pusatkan di sekitar kali Brantas
· Tahun 1824 Malang
mempunyai Asisten Residen
· Tahun 1882 rumah-rumah
di bagian barat Kota di dirikan dan Kota didirikan alun-alun di bangun.
· 1 April 1914 Malang di
tetapkan sebagai Kotapraja
· 8 Maret 1942 Malang
diduduki Jepang
· 21 September 1945
Malang masuk Wilayah Republik Indonesia
· 22 Juli 1947 Malang
diduduki Belanda
· 2 Maret 1947 Pemerintah
Republik Indonesia kembali memasuki Kota Malang.
· 1 Januari 2001, menjadi
Pemerintah Kota Malang.
0 Response to "Awal Mula Tumbuh dan Berkembangnya Kota Malang Jawa Timur"
Posting Komentar