Macam-Macam Tempat Wisata Bojonegoro Jawa Timur

1. Wisata Kayangan Api di Sendangharjo

Kayangan Api Adalah berupa sumber api abadi yang tak kunjung padam yang terletak pada kawasan hutan lindung di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Kompleks Kayangan Api merupakan fenomena geologi alam berupa keluarnya gas alam dari dalam tanah yang tersulut api sehingga menciptakan api yang tidak pernah padam walaupun turun hujan sekalipun. Kayangan api terletak di kawasan hutan di Desa Sendangharjo Kecamatan Ngasem Bojonegoro Jawa Timur. Sebuah desa yang memiliki kawasan hutan kurang lebih 42,29% dari luas desa. Tempat itu dapat ditempuh dengan jarak 25 Km dari arah kota Bojonegoro.

2. Wisata Waduk Pacal di Kedungsumber

Waduk Pacal yang berada di 35 Km selatan wilayah Bojonegoro ini, merupakan bangunan peninggalan Belanda, tepatnya diresmikan sejak tahun 1933. Termasuk salah satu bangunan bersejarah berukuran raksasa yang masih berfungsi hingga kini.

Berada di pingir jalan raya Bojonegoro – Nganjuk tepatnya di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur bangunan yang kokoh dengan arsitektur khas zaman kolonial Belanda menjadi daya tarik utama Waduk Pacal.

3. Wisata Wana Tirta Dander di Dander

Wana Tirta Dander yang berada di 15 Km selatan Kota Bojonegoro ini tepatnya di Kecamatan Dander, Bojonegoro, Lokasi ini sangat ramai pada hari minggu karena banyak masyarakat yang mengunjunginya pada saat hari libur.

Didalam taman wisata ini terdapat Kolam renang, lapangan golf. Taman Wisata Tirta Wana Dander menawarkan segala potensinya kepada para wisatawan baik lokal maupun dari luar daerah. Didukung oleh keindahan alam, serta pepohonan yang rindang menjadikan tempat wisata yang memiliki andalan kolam renang ini menjadi lebih nyaman sebagai tempat refreshing bagi anda sekeluarga.

Aksesibilitas menuju lokasi dapat dijangkau dengan angkutan umum dengan kondisi jalan beraspal, jarak dari Kabupaten Bojonegoro ± 12 km.

4. Wisata Bendungan Gerak Bojonegoro di Ngringinrejo

Bendungan Gerak Bojonegoro adalah bendungan pada Bengawan Solo yang terletak di Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Peroyek Bendungan yang menghabiskan dana pinjaman senilai Rp 351 miliar dari Japan International Corporation Agency (JICA).

Bendungan gerak ini memiliki multifungsi, Antara lain sebagai pengendali banjir, irigasi, penyedia air baku bagi industri dan rumah tangga juga serta dijadikan sebagai salah satu tempat wisata bagi Kabupaten Bojonegoro. Keberadaan Bendungan Gerak ini fungsinya di samping sebagai penyedia air untuk rumah tangga, pertanian, juga sekaligus menjaga dari kerusakan ekosistem sungai Bengawaan Solo supaya tak meluas ketika banjir menerjang dan sebagai bentuk tata kelola air di Jawa Timur.

Manfaat lain bendungan adalah ini untuk persediaan air bagi pertanian di saat musim kemarau, untuk kebutuhan industri, seperti jembatan penghubung antara Desa Padang dengan Desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu.

5. Masjid Al Birru Pertiwi di Dander

Masjid Al Birru Pertiwi adalah sebuah Masjid berkubah emas yang beradi di Desa Dander, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur. Bangunan masjid tersebut mempunyai 3 lantai yang dilengkapi dengan area parkir.

Lantai 1 berupa ruangan yang diperuntukkan sebagai acara pertemuan serbaguna, sementara lantai 2 diperuntukkan jamaah sholat pria dan lantai 3 untuk jamaah putri. Masjid yang berarsitek ala Timur tengah modern ini dirancang oleh arsitek asal jakarta, Oka Garis Prada, kedepannya akan dikembangkan sebagai tempat Pondok Pesantren, TPQ, pusat belajar, pengembangan agama Islam dan akan dibangun radio komunitas.


6. Masjid Agung Bojonegoro di Kauman

Masjid Agung Bojonegoro terletak di barat Alun-alun Kota Bojonegoro. Luas bangunan Masjid Agung Darussalam yang baru sekitar 2.422 meter persegi dan berdiri di atas lahan seluas 3.562 meter persegi. Masjid itu mampu menampung jamaah mencapai 1.100 orang.

7. Museum Rajekwesi

Museum Rajekwesi terletak di Jl. Patimura No. 9, Bojonegoro, Jawa Timur. Museum yang didirikan pada tahun 1992 itu, menyimpan koleksi benda-benda zaman klasik dan koleksi etnografi. Fosil purbakala yang disimpan di museum itu diantaranya fosil kepala gajah dengan panjang 37 sentimeter, lebar 25 meter, dan  tebal 20 sentimeter.

Fosil kepala gajah yang diperkirakan pernah hidup satu juta tahun yang lalu itu ditemukan di Dukuh Poh, Desa Jawik, Kecamatan Tambakrejo, Bojonegoro. Lalu, ada fosil tulang sendi gajah dengan panjang 37 sentimeter (cm), lebar 16 cm dan tebal 17 cm.

8. Klenteng Hok Swie Bio

Klenteng Hok Swie Bio adalah salah satu wisata religi di Bojonegoro. Klenteng ini merupakan tempat ibadah Tri Darma yang terkenal dengan ornamen kepala naganya dan di dominasi warna merah. Selain bentuk yang unik, klenteng ini juga dihiasi dengan beberapa ornamen bebatuan di sepanjang dindingnya yang menggambarkan kepala naga dengan tubuh berwarna biru.

9. Makam Wali Kidangan di Sukorejo

Makam Wali Kidangan terletak di atas bukit dusun kidangan, sekitar 1,5 km dari arah jembatan malo ke utara. Tapi tidak ada yang tahu pasti mana makam wali kidangan yang asli karena dilokasi pemakamannya terdapat 3 makam berjajar  berukuran panjang 2,5 meter, dengan nisan kayu dan tanpa nama. Diduga 3 makam itu salah satunya adalah makam wali kidangan itu sendiri dan keluarganya.

10. Makam Buyut Dalem di Karang Pacar

Buyut Dalem atau Pangeran Raden Aryo Dalem berada di Kelurahan Kadipaten, Kecamatan Bojonegoro sekitar 500 meter arah timur dari pusat pemerintahan Kota Bojonegoro dan salah satu Adipati Bojonegoro pada tahun pemerintahan 1614-1619.

Di makam ini selalu diadakan semacam sedekah bumi yaitu jatuh pada setiap hari Rabu Wage, bulan September. Kegiatan ritual ini diawali pada hari Rabu Pahing dengan “mayu alang-alang” yaitu mengganti atap cungkup yang terbuat dari alang-alang. Selain itu juga dilakukan penggantian pasir yang ada di dalam makam.

11. Makam Mbah Malang Negoro di Ngasinan

Makam Mbah Malang Negoro berasal karena Tanggono Puro dan Kyai Kasan dimakamkan di Desa Ngasinan, Kecamatan Padangan. Hingga saat ini masyarakat setempat menjuluki Tanggono Puro sebagai Mbah Malang Negoro.

Salah satu riwayat menyebutkan bahwa pada zaman perjuangan kemerdekaan Indonesia, salah satu pahlawan yaitu Pangeran Diponegoro memiliki pasukan yang bermarkas di Desa Ngasinan, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Pasukan tersebut dipimpin oleh seorang panglima perang bernama Tanggono Puro dengan seorang penasehat bernama Kyai Kasan Wirodikromo. Kyai Kasan sendiri mempunyai nama asli Sayyid Abu Bakar Alaydrus.

12. Swalayan Sultan Ratu Keraton di Gajah

Swalayan Ratu Keraton masuk wilayah Kabupaten Bojonegoro, tepatnya di Desa Gajah, Kecamatan Boureno. Namun karena berjarak hanya sekira 1 kilometer arah utara kota Babat, atau Jalan Raya Babat-Jombang, Swalayan Ratu Keraton identik dengan Kota Babat.

Dengan menyediakan barang-barang yang lengkap dan ditunjang berbagai fasilitas tersebut, setiap harinya Swalayan Ratu Keraton dikunjungi ratusan hingga ribuan pengunjung baik dari Bojonegoro, Tuban maupun Lamongan..

0 Response to "Macam-Macam Tempat Wisata Bojonegoro Jawa Timur"

Posting Komentar