Keefektifan
prosedur pembersihan dan disinfeksi diperiksa dengan melakukan monitor secara
mikrobiologi terhadap produk makanan dan permukaan yang kontak dengan makanan.
Monitor
secara mikrobiologi terhadap produk pada setiap tahap produksi juga akan
memberikan informasi tentang keefektifan prosedur pembersihan dan disinfeksi.
Bila
dilakukan sampling untuk monitoring mikrobiologi perlengkapan dan permukaan
yang kontak dengan makanan, diperlukan zat penetral untuk menghilangkan sisa
disinfektan.
Chlorine
akan membentuk asam hipoklorat (HOCl) pada larutan. HOCl ini akan membasmi
mikroba. Pembentukan HOCl tergantung pada pH, pada pH antara 4-5, pembentukan
HOCl akan terjadi secara optimal.
Jadi
bila pH bervariasi, maka efektivitas chlorine sebagai desinfektan tidak
mencapai optimum. Bila pH kurang dari 5, larutan chlorine menjadi korosif.
Perlakuan yang biasa dilakukan di pabrik
adalah mempertahankan agar pH larutan pada 6-7.5, di mana larutan tidak korosif
tetapi masih mempunyai kadar HOCl yang cukup tinggi untuk membasmi kuman.
Natrium
dan Calcium Hipoklorit akan meningkatkan pH larutan. Jadi makin tinggi kadar
hipoklorit dalam larutan, makin tinggi pHnya. Dengan naiknya pH, efektivitas
desinfektan ini akan jauh berkurang, karena kadar HOCl akan berkurang.
Bila
air pelarut sangat sadah (pH tinggi) ada kemungkinan harus ditambahkan asam
terlebih dahulu, agar efektif.
Gas
Cl2 menurunkan pH larutan, oleh karena itu waktu penambahan chlorine harus
dikontrol. Soda abu dapat dipakai untuk menetralkan pH, karena soda abu akan
meningkatkan pH air.
Suhu
tinggi akan mengakibatkan evaporasi gas Cl2 dari larutan dan menurunkan
efektivitas larutan. Gas Cl2 juga dapat menganggu pernafasaan.
Pada
suhu tinggi, hipoklorit dan chloramine lebih stabil daripada gas chlorine dan
lebih efektif dalam membasmi kuman, tetapi larutan ini sangat korosif dan
menjadi lebih korosif bila suhu meningkat.
Dalam
melakukan sanitasi, larutan saniter sebaiknya dibuat terlebih dahulu sesuai
dengan kebutuhan. Untuk mengencerkan disinfektan disarankan untuk menggunakan
air sadah standar yaitu : 17 ml larutan CaCl2, 6H2O 10% (b/v) dan 5.0 ml
larutan MgSO4, 7H2O 10% (b/v), kemudian ditambahkan 3.3 liter air suling.
0 Response to "Keuntungan dan kerugian Dari Disinfektan"
Posting Komentar